Sunday, July 28, 2013

Cinta dan Rindu...

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

 “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi 

Maha Penyayang”


Rindu?
Rindu itu anugerah,
Kurniaan dari Illahi,
Setiap insan berhati nurani punya rasa rindu,
Cinta dan Rindu itu bermula dari Adam dan Hawa,
Dikisah Yusuf dan Zulaikha,
Diabadikan Shah Jehan dan Mumtaz Shah,
Diperikan pula Romeo dan Juliet,
Diceritakan Rama dan Sita,
Dilakonkan oleh Laila Majnun,
Dan kini...
Kita pula meneruskannya,
Sungguh bahagia insan yang telah menemukan cinta dan rindu Sejati...
Ibarat tasbih dan benang pengikatnya,
Terajud menjadi untaian,
Yang akan selalu disentuh,
Satu demi satu oleh insan mulia,
Yang bibirnya,
Basah akan cinta kepada Allah.
 

Kepada wanita…
Yang selalu kesepian dan tertekan,
Ketahuilah saudari,
Memang tiada kisah yang sempurna,
Tapi allah…
Selalu memberi kisah yang sempurna,
Pada setiap kisah kita,
Dan ketika kita melihat,
Betapa indahnya kisah orang lain,
Sesungguhnya…
Kita mampu membuat kisah kita lebih indah dari sesiapa.
  

Cinta ala sundel bolong,
Didepan manis di belakang bohong,
Cinta ala pocong,
Selalu lompat dari satu hati ke hati yang lain,
Cinta ala toyol,
Ada wang abang sayang, tak ada wang abang ditendang,
Sayang pun melayang,
Cinta ala puntianak,
Tak tahu bila nikahnya, tiba-tiba dah dapat anak,
 

Langit Madinah hening,bening,
Seluruh Madinah menjadi sepi,
Para sahabat bertanya,
Siapakah yang Nabi maksudkan itu?
Siapakah mereka, iman yang lagi mempersona itu?
Para sahabat terdiam,
Menahan nafas,
Bagai terhenti detak jantung mereka,
Menanti sabda junjungan mulia,
Muhammad Rasulullah saw,
Nabi berkata,
Merekalah saudaraku,
Mereka tiba saat aku telah pergi,
Membenarkan dan mempercayai,
Walaupun tidak pernah menemuiku,
Mereka beriman pada yang ghaib,
Mendirikan solat dan mengeluarkan sebahagian rezeki mereka yg dikurniakan Allah,
Saudara...
Saat itu,
Anak mata Rasulullah sudah bergenang,
Suaranya parau,
Tapi tetap tabah mengeluarkan sabda,
Alangkah bahagianya jika aku menemui mereka,
Rindunya...aku pada mereka,
Para sahabat bertanya,
Engkau menangis Ya Rasulullah?
Engkau rindukan umatmu Ya Nabi Allah?
Kau rindukan kami?
Ya Rasulullah...
Tapi kenapa kami tidak pernah mengingatimu,
Melupakanmu,
Sedangkan...dihujung nafasmu,
Dirimu masih mengingati kami,
Engkau melirih...Umatku...Umatku...Umatku...
Malunya kami padamu Ya Rasulullah.


Kata-katanya, adalah penawar,
Yang kalau disentuh, kaca menjadi permata,
Biarpun dia berdiam, nafasnya berbicara,
Bagaimana mungkin wanita tidak tertawan?


Apakah kita boleh menyatakan CINTA?
Jawabnya...BOLEH..
Tapi...
Tidak sepenting bukti sebenar cinta,
Bukti sebenar cinta itu,
Apabila kita menghargai orang yang kita cintai dengan perbuatan,
Agar...
Ia rasa terselamat dan terhormat,
Contohnya...
Disaat kita ingin melepaskan seseorang,
Ingatlah saat kita ingin mendapatkannya dahulu,
Disaat kita...
Tidak merindukannya,
Ingatlah...
Saat pertama kali kita melafazkan cinta padanya,
Disaat kita mulai bosan dengannya,
Ingatlah...
Saat-saat indah kita bersamanya.


Bicaralah dari hati...
Nescaya ia akan jatuh ke hati,
Insya'allah...


Hidup ini umpama pedati
Harus memberi dan memanfaat didunia dan bererti di akhirat.


Awak tahu tak?
Apa yang Allah buat bila rindu pada hambanya?
Allah akan kirimkan hadiah istimewa,
Melalui Malaikat Jibril,
Yang isinya adalah ujian dan dugaan hidup,
Allah berfirman melalui malaikat jibril
Pergilah kepada hambaku,
Dan kirimkanlah ujian kepada hambanya,
Sesungguhnya aku rindu akan rintihannya.


Yang paling jauh bukanlah matahari,
Bukan juga bulan ataupun bintang,
Tapi masa yang berlalu dan tak kan kembali lagi,
Yang ada hanyalah hari ini,
Hari esok belum pasti lagi milik kita.


Allah akan makbulkan doa saya?
Permintaan iblis yang paling ingkar pun Allah makbulkan,
Inikan kita,
Hamba yang kekurangan,
Berdoalah pada Allah,
Tiada yang mampu menolak takdir kecuali dengan doa,
Banyak hal di dunia ini tanpa kita sedari berubah hanya kerana doa,
Allah memakbulkan doa hambanya yang bersungguh-sungguh dalam berdoa,
Menolak kematian dengan berdoa sebenarnya hanyalah menundakannya.


Hari ini...
Dari satu tangga ke satu tangga,
Aku melihat dia tersenyum, gembira dan bersemangat untuk terus hidup,
Itu sudah cukup membahagiakan aku,
Tapi saya tidak tenang disini,
Biarpun awak mungkin jauh dimata,
Tapi awak...
Selalu ada di hati,


Untuk hati yang menanti,
Menantilah dengan cinta,
Cinta yang akan membuatmu menerima,
Apa jua kehendak Allah kelak,
Tanpa kita sedar...
Cintamu kepadanya akan membuatkan penantian itu sesuatu yang tidak sia-sia,
Subhanallah...
Kesakitan boleh saja terubat,
Dengan mendengar kata-kata hikmah.


Saya bukanlah ahli zikir...
Yang mampu mempersembahkan rimbunan zikir,
Bukan juga si abid yang mampu tiap malamnya bersama Tuhan,
Jauh sekali jadi ulama yang ilmunya mampu merentas zaman,
Saya hanya ingin menyampaikan tidak lebih dari itu.


Selagi saya tak pernah berhenti mencari,
Selagi itulah saya terus mengharap,
Untuk awak pulang menjemput saya,
Dengan iman dan taqwa dalam kitbah,
Saya berjanji...
Saya akan menjadi perhiasan terindah dalam hidup awak.


Ya Allah...
Dimana kekuatan cinta?


Dalam tangisanku ini...
Rupanya ada tangisan orang lain yang lebih derita.


Tiada khalimah yang lebih baik selain daripada maafkan saya semaaf-maafnya,
Sesungguhnya...
Tiada seorang pun di dunia ini mampu menerima saya,
Saya hanya rasa saya 
hamba hina yang berlumur noda di muka bumi ini.


Atas namamu aku hidup,
Atas namamu jua aku bermohon.


Selamat tinggal sahabat,
Selamat tinggal teman,
Aku akan terus melangkah tinggalkan kenangan,
Dan kenangan itu akan aku gantungkan harapan,
Pada yang maha satu.


Bila awak mahu cinta saya,
Carilah dulu cinta Allah,
Bila awak mahu rindu saya,
Rinduilah dulu Allah dan RasulNya,
Jika awak mahu sayang saya,
Sayangilah dulu agama lebih daripada diri saya.


Saya sedar...
Tak selayaknya diri ini untuk awak,
Awak berhak memiliki yang lebih terhormat daripada saya,
Bukan saya,
Tulang rusuk awak yang hilang.


Tidak semua yang kita mahukan akan dapat kita miliki,
Ada waktunya kita terpaksa melepaskannya,
Dan hari-hari yang berlalu,
Membawa aku pulang kembali,
Dari mana kedatanganku,
Menziarahi tempat yang bakal kita singgahi,
Suatu hari nanti,
Di sini tersimpan kenangan,
Di sini tersimpan rindu,
Cinta dan kasih,
Yang tak pernah berhujung,
Masih basah kenangan itu,


Penyakit bicara itu bohong.


Ya Allah...
Bukan aku tidak redha dengan apa yang tertulis di Luh Mahfuz,
Tapi tak mungkin Ya Allah,
Aku ulangi kekhilafan dahulu,
Hidup ini akan aku teruskan,
Biarlah Allah yang menyusunnya,
Dengan sebaik-baik keindahan,
Ya Allah...
Terimalah aki menjadi hambamu,
Terimalah aku menjadi perindumu,
Di setiap namamu,
Ada sembilan puluh sembilan kali rindu.


***99kali rindu

 

No comments :

Post a Comment